Memobilisasi keuangan untuk memenuhi ambisi energi terbarukan Indonesia – Sukar namun bukan hal yang tidak mungkin

Riset baru meneliti keuangan saat ini untuk sektor ketenagalistrikan, mengidentifikasi hingga USD 13,4 miliar kekurangan investasi tahunan untuk listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan


Wina, Austria, March 04, 2022 (GLOBE NEWSWIRE) -- Laporan baru dari Sustainable Energy for All (SEforALL) dan Climate Policy Initiative, dengan dukungan HSBC, menganalisis sektor ketenagalistrikan Indonesia untuk menentukan pembiayaan yang dibutuhkan bagi negara guna memenuhi komitmennya berdasarkan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

Penyelarasan Paris mengenai Arus Keuangan Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia: Tantangan, Peluang, dan Solusi Inovatif menemukan perkiraan kebutuhan investasi hingga USD 16,1 miliar per tahunnya untuk listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan bagi Indonesia guna mencapai bauran energi terbarukan 87 persen pada tahun 2060 – target yang ditetapkan oleh Skenario Emisi Nol Bersih 2060 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Energi terbarukan menyumbang hanya 14 persen dari bauran energi pada tahun 2020.

Investasi tahunan yang terlacak saat ini untuk energi terbarukan hanya mencapai rata-rata USD 2,7 miliar selama periode 2015–2020, jauh di bawah perkiraan kebutuhan keuangan untuk mencapai target 2060 sebesar 87 persen energi terbarukan.

Sementara itu, masih ada investasi signifikan dalam bahan bakar fosil di Indonesia, yang kontraproduktif untuk memenuhi target pengurangan emisi negara dan pengembangan energi terbarukan. Antara tahun 2015 dan 2020, sekitar USD 4,26 miliar dikucurkan setiap tahunnya untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, gas, dan solar di Indonesia, dibandingkan dengan hanya USD 1,73 miliar per tahun untuk proyek energi terbarukan.

“Meningkatkan skala penerapan energi terbarukan merupakan kunci bagi negara-negara agar kompatibel dengan Perjanjian Paris serta menghindari biaya ekonomi dan kemanusiaan yang sangat besar dari perubahan iklim,” ujar Barbara Buchner, Direktur Pelaksana Global di Climate Policy Initiative. “Baik pemerintah maupun sektor swasta perlu menunjukkan peningkatan komitmen dengan berinvestasi dalam transisi energi bersih.”

Laporan tersebut menyatakan bahwa Indonesia baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru setelah tahun 2023. Pembangkit ini masih menyumbang 50 persen (per 2020) dari kapasitas instalasi listrik negara, yang berarti akan memakan waktu lama untuk menguranginya secara bertahap, bahkan dengan tujuan perusahaan utilitas nasional (PT PLN) untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan.

“Investasi yang lebih besar dalam solusi energi terbarukan merupakan kunci bagi Indonesia untuk memenuhi targetnya yang ambisius terhadap energi terbarukan dan memastikan transisi energi yang adil bagi semua,” ujar Tamojit Chatterjee, Tenaga Spesialis Energi di SEforALL. “Ke depannya, solusi inovatif akan dibutuhkan untuk membuka pembiayaan atas energi terbarukan yang memberikan akses energi baru kepada masyarakat dan mendukung rencana negara terhadap transisi energi rendah karbon.”

Dengan menyadari kebutuhan untuk mengatalisasi investasi dalam energi terbarukan, laporan ini menguraikan serangkaian rekomendasi bagi lembaga keuangan untuk mendukung transisi energi Indonesia:

  • Mengurangi pembiayaan batu bara secara bertahap atas pembangkit listrik berbahan bakar fosil untuk menghindari risiko aset terbengkalai, mengingat batas waktu Indonesia tanpa pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru adalah tahun 2023.
  • Mendukung inisiatif yang mengakselerasi penonaktifan pembangkit listrik tenaga batu bara.
  • Melanjutkan investasi dalam energi terbarukan sekaligus meningkatkan pinjaman dalam infrastruktur energi terbarukan, seperti penyebaran jaringan pintar, sistem manajemen energi, dan infrastruktur transmisi.
  • Mengalokasikan bagian tertentu dari portofolio investasi untuk teknologi rendah karbon dan model bisnis baru (seperti EV, infrastruktur pengisian daya, dan stasiun pertukaran baterai) melalui mekanisme keuangan inovatif, pembiayaan campuran, penjaminan, serta peningkatan kredit.
  • Mengakselerasi investasi ke berbagai segmen pelanggan untuk membiayai teknologi hemat energi di gedung baru dan retrofit, dll.
  • Mengintegrasikan risiko iklim ke dalam penilaian kredit; pengujian tekanan iklim dari portofolio pinjaman sendiri; penargetan dekarbonisasi yang terukur dan transparan; serta pelaporan kemajuan kepada regulator dan investor.
  • Memberi nasihat kepada klien mengenai strategi pembangunan portofolio yang tahan terhadap iklim dan memfasilitasi transisi ke aktivitas rendah karbon.

Laporan tersebut dapat diunduh di sini.

Catatan kepada editor

Kontak

Untuk detail lebih lanjut tentang laporan atau permintaan wawancara apa pun, hubungi: Sherry Kennedy, Sustainable Energy for All: Sherry.Kennedy@SEforALL.org / media@seforall.org atau +43 676 846 727 237.

Tentang Sustainable Energy for All

Sustainable Energy for All (SEforALL) adalah organisasi internasional yang bekerja dalam kemitraan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa serta para pemimpin di pemerintahan, sektor swasta, lembaga keuangan, masyarakat sipil, dan filantropi untuk mendorong tindakan lebih cepat menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 (SDG7) – akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua pada tahun 2030 – sejalan dengan Perjanjian Paris perihal iklim. SEforALL bekerja untuk memastikan transisi energi bersih yang tidak meninggalkan siapa pun dan menghadirkan peluang baru bagi semua orang untuk memenuhi potensi mereka.

SEforALL dipimpin oleh Damilola Ogunbiyi, CEO dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Sustainable Energy for All serta Wakil Ketua UN-Energy. Ikuti di Twitter @DamilolaSDG7. Untuk informasi selengkapnya, ikuti @SEforALLorg.

Bagan yang disertakan dalam pengumuman ini tersedia di https://www.globenewswire.com/NewsRoom/AttachmentNg/6d59eb1e-1613-4ffb-996b-c743c4b43072/id 


Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia